Senin, 2 maret 2020 , Tanjung Selor, Bulungan-Kaltara
disini Jam menunjukkan pukul 20.00 wite, adalah hari pertama dari 20 hari
diskusi yang direncanakan oleh omjay dkk dalam kegiatan guru belajar bersama secara online di group Belajar
menulis gel 4.
Pertemuan
pertama, sebagai narasumber adalah Bapak Agus Sampurno, beliau dari Padang
Sumatera Barat. Pengelola Blog http//gurukreatif.wordpress.com
Tema diskusi kali
ini Tentang Aspek Menulis dan Personal Branding
Pak
Agus mengawali pembicaraan dengan pertanyaan yaitu : “Siapa bapak ibu disini
yang pernah mencari namanya sendiri di internet atau googling? Mohon dijawab ya
lalu sebutkan apa yang bapak ibu temukan”.
Pertanyaan
dari pak agus direspon dengan cepat oleh teman-teman anggota lainnya. Beberapa
diantaranya yang aktif adalah Brian Prasetyawan, Abdulaziz14agustus, Tere
danlainnya. Jawaban mereka hampir senada, yaitu mereka pernah melakukan hal
tersebut terutama di medsos. Ada juga yang belum pernah yaitu Retno Dian
Purwadhini dan termasuk saya sendiri.
Dari jawaban teman-teman saya jadi mengetahui ternyata mereka merupakan blogger
handal yang sudah sering menulis artikel. Menurut istilah pak Agus “mengecek
diri sangat diperlukan karena jejak seseorang bisa juga disebut jejak digital”
Pak
Agus melanjutkan , dalam perkembangan dunia medsos ada beberapa istilah baru
yang dulu tidak ada, sebagai contoh : Pansos, influencer, buzzer dan lain
sebagainya.
Dari sini
diskusi bermula, beberapa teman menyampaikan pendapat mereka masing-masing
dengan lugas tentang arti kata-kata tersebut diatas termasuk saya yang langsung
googling. Ketika saya ketik kata pansos yang muncul artinya piano.
Kata tere “pansos itu panjat sosial, misalnya artis yang baru muncul supaya
cepat eksis maka membuat dirinya terkait dengan artis lainnya yang sudah
terkenal. Influencer itu biasanya orang-orang yang punya follower banyak baik
dari blog atau medsos mereka sehingga apa yang para influencer lakukan atau
katakan akan mempengaruhi followernya.Lain halnya dengan Tere, dia tidak tau
tentang buzzer, sementara saya sangat familiar dengan istilah buzzer ini ketika
musim Pilpres tahun 2019 yang lalu, termasuk Anis agusjuga berpendapat serupa
dengan saya.
Pak agus
menegaskan bahwa Semua istilah diatas adalah istilah dimana dengan sigap,
individu memanfaatkan media sosial. Uniknya saat ini pun semua media mainstream
seperti Koran, majalah dan TV mengambil isi berita nya di medsos.
Pak Agus
menanggapi Muh. Asfar ( Ani Agus) kalau buzzer yg saya maksud adalah asal
katanya dari buzz. Buzz bisa diartikan sebagai dengung. Jadi seorang buzzer
akan melakukan banyak sekali cuitan atau posting mengenai suatu hal. Biasanya
ini dibayar oleh pihak yg berkepentingan. Hampir sama dgn influencer, kalau ini
orang yg sudah terkenal, ia dibayar utk katakan sebuah produk itu bagus.
Pembahasan
diatas bisa dikatakan sebagai aversepsi kita sebelum masuk kemateri yang utama
pada hari ini, yaitu Personal Branding, oleh Bapak Agus Sampurno.
Apa itu
Personal Branding?
Personal
branding adalah bagaimana Anda membangun dan mempromosikan apa yang Anda
perjuangkan. Mungkin Anda lebih sering mendengar penggunaan istilah brand pada
merek-merek ternama semacam Apple, Samsung atau Toyota.
Namun brand
activation/ aktivasi brand bisa Anda terapkan juga pada diri Anda. Personal
branding merupakan kombinasi unik dari keterampilan dan pengalaman yang
menjadikan Anda sebagai sosok yang sekarang ada.
Personal
branding juga bisa jadi pembeda Anda di antara milyaran sosok profesional
lainnya di sekitar Anda.
Mengapa
Harus Personal Branding?
Kebanyakan
orang menganggap personal branding itu terlalu makan waktu dan bahkan sebagian
orang bilang, personal branding itu tidak penting. Memang benar bahwa demi
membangun branding diri Anda, Anda perlu menghabiskan banyak waktu. Namun,
anggapan bahwa personal branding itu tidak penting sebenarnya salah. Mengapa?
Anda tentunya
telah melihat bahwa di era digital ini, tantangan karir/bisnis tak lagi sama .
Sebuah bisnis saja memerlukan website yang meyakinkan audience untuk dapat
dipercaya sebagai brand bagus yang menyediakan produk/jasa yang bagus juga.
Begitu juga
dengan nilai diri Anda di mata para pencari pekerja. Tentunya, mereka melihat
representasi online Anda sebagai bahan pertimbangan seleksi apakah Anda layak
menjadi kandidat pekerja ataukah tidak. Mereka mungkin saja melakukan
penyaringan tahap awal dengan melihat seluruh profil Anda yang tersebar secara
online.
Menurut sebuah
badan konsultasi karir CareerBuilder, “Lebih dari setengah atasan/pemilik
bisnis tidak mau memperkerjakan calon-calon kandidat pekerja potensial tanpa
representasi online yang baik”. Selain itu, “Lebih dari separuh konsumen lebih
memilih untuk berbisnis dengan freelancer/perusahaan karena suatu kehadiran online
yang kuat dan positif”.
Jadi, jika
Anda tidak mulai dari sekarang untuk mengelola reputasi online Anda dengan
sebaik-baiknya, kemungkinan besar, Anda akan secara berkala kehilangan peluang
bisnis maupun karir Anda. Ingat, ini era digital. Tantangan-tantangannya bukan
lagi sekadar perkara seberapa mampu Anda menguasai suatu bidang, tapi bagaimana
Anda merepresentasikannya secara global lewat dunia online.
Tulisan diatas
adalah hasil copy paste.
Disela-sela
penyampaian materi, kami bisa diskusi tanya jawab, ini percakapan kami
Saya :
Apa itu reputasi online?
Pak Agus :
Apakah konten yang anda berikan di dunia online positif
Saya :
Ini termasuk di medsos?
Pak Agus :
Benar
Saya :
Bisakah personal branding itu diubah? Direncanakan mau dibuat seperti apa,
atau
Mengalir dengan sendirinya.
Pak Agus :
Personal Branding lebih kepada apa yang bermanfaat atau positif yang kita bisa
Bagi kepada orang lain
Terjadi
diskusi yang sangat informatif antara Pak agus, saya dan teman-teman lainnya
tentang personal branding menurut beliau bahwa personal branding lebih kepada
apa yang bermanfaat atau positif yang kita bisa bagi kepada orang lain. Ada
kalimat dari Pak Agus yang sangat menarik yaitu : “TIDAK PERLU MENJADI AHLI
UNTUK BERBAGI” . Sangat inspiratif karena masih menurut beliau bahwa personal
branding adalah PENCITRAAN dan REPUTASI .
Contoh-contoh personal branding
Beberapa teman memberikan contoh
bagaimana mereka membuat personal branding untuk mereka,diantaranya :
1. Anie agus : Selama ini medsos di fb berisi kegiatan pembelajaran di sekolah/di
kelas dan juga buat promo jualan online , dan ini sudah positif kata pak agus.
Retno Dian Purwadhini menanggapi Mungkin kurang lebih seperti ini, Ibu Anie
bagus dalam hal apa? Misalnya saja mengkreasikan resep masakan. Bisa difoto dan
dishare di sosmed resep2nya. Tapi memang harus konsisten.
2. Brian
: Medsos saya buat share artikel blog
3. Pengalaman
Tere ketika mengikuti short course ke Luar Negeri, trnyta salah satu portofolio
yg dipertimbangkan adalah jejak digital ini. Panitia melakukan tracking trhdp
jejak digital kita di akun medsos dan melihat konten2 kita.
4. Emy
Indar : Konten medsos saya seputar tupoksi di kantor , kawan kampus dan
informal keluarga.
5. Retno
Dian Purwadhini: Saya ibu rumah tangga yg berprofesi sebagai penulis lepas
untuk artikel Bahasa Inggris. Terkadang saya posting screenshot dari artikel
saya di sosmed. Dari situ klien bisa tau kemampuan saya, sehingga mereka mulai
"tertarik" utk tahu lebih jauh. Tanpa sengaja Berawal dari hobi berbagi
materi Bahasa Inggris agar masyarakat bisa lebih paham. Dari materi2 yg saya
bagikan, sering dapat like dan dishare hingga puluhan kali. Dari situ beberapa
klien mulai "melirik". Ini teknik menjual jasa yang menarik ,kata pak
agus menanggapi.
Hal yang sangat
umum kita lakukan, yaitu share kegiatan sehari hari.
Manfaat dari personal branding
Kalau
seseorang ingin lakukan branding dirinya maka disebut personal branding. Jika
sebuah sekolah ingin lakukan branding maka sebutannya menjadi school branding. Branding
erat artinya dengan pembeda dari yang sejenis Sebuah sekolah yang sadar
branding dia akan duduk bersama menentukan arah positioning nya di masyarakat. Sementara
jika guru lakukan personal branding maka ia akan fokus pada apa yg di miliki
dibanding kelemahan. Ditambah dengan peran medsos maka personal branding guru
akan makin cepat. Pak Agus ingat sekali diawal dia fokus dgn personal branding,
dan mulai dengan brand guru kreatif. Lalu dia menulis hal-hal yang orang ingin
ketahui lewat tips-tips atau resep-resep pengajaran terkini. Dalam branding ada
istilah reputasi dan pencitraan. Reputasi cara mendapatkannya dengan kerja
keras dan konsistensi . Pencitraan itu mudah dan cenderung tdk bertahan lama
Menurut Pak
Agus, Cara memulai personal branding adalah dengan memilih yang paling kita
sukai lalu tuliskan, tidak masalah jika masih belajar atau baru belajar
menyukainya, niat utamanya membagi, dan berbagi pengetahuan dan bukan menggurui.
Setelah menggunakan personal branding tetaplah berpikiran terbuka jika ternyata
mesti diubah saat sudah diimplentasikan. Mulailah dari hal yang ringan dulu,
misalnya seperti yang dilakukan oleh Nafrizal eka Putra , dia menulis kegiatan
anak disekolah di tulis lewat blog.
Kesimpulan
dari Pak Agus malam ini: berbagi lah hal yang anda ingin orang lain ketahui,
tidak perlu menunggu sampai ahli, bahkan anda bisa berbagi proses yang sedang
anda jalankan. Jika terus menerus menekuni hal yang sama dan fokus maka itu
akan menjadi brand anda.
Tanpa terasa
waktu berlalu begitu cepat, 2 jam berisi hal yang luar biasa, tak sabar
menunggu hari esok dengan tema diskusi
yang pastinya semakin menarik untuk disimak.
Tanjung Palas,
3 maret 2020
Di temani
rinai hujan, cuaca sejuk menenangkan hati dan kepala untuk menulis...
Data Penulis
Nama : HINDUN,SP
Pekerjaan : Guru Matematika di SMA Negeri 1
Tanjung Palas
TTL : Tarakan, 28desember
1980
Email : hindunbpp28@gmail.com